Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf
menyayangkan pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo soal isu
pemesanan 5.000 pucuk senjata. Informasi semacam itu, menurut dia, seharusnya
tidak diungkap di forum terbuka.
SATU LAGI, Orang Yang Hina HRS Kembali Tewas Dengan Cara Tragis, Jangan
Main Main Dengan Mubahallah ULAMA!!! TAKBIR
Sebab, hal tersebut sudah pasti memicu polemik yang
memunculkan segala implikasi.
"Kita pasti paham mereka yang jadi Panglima adalah
orang pintar dan paham undang-undang. Konsekuensinya, Panglima juga paham kalau
end user info-info intel adalah Presiden," ujar Al Araf di Kantor
Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/9/2017).
Al Araf menengarai ada niat lain di balik pernyataan Gatot.
Pernyatan tersebut juga bisa dilihat dari kaca mata politik.
"Ini dimaknai sebagai manuver politik. Karena kita
yakin, Panglima paham informasi intel itu bersifat rahasia dan tidak
sepantasnya disampaikan pada publik," jelas pria yang juga pengamat
militer itu.
Namun, Al Araf enggan berspekulasi lebih jauh soal niat di
balik Panglima Gatot mengungkapkan hal tersebut.
"Tapi untuk tujuan apa? Ya kita tidak tahu," tutup
dia.
HARIII INI BALI !!! GUNUNG
AGUNG TERUS DALAM RADIUS AWAS !
Seperti diketahui, Panglima TNI menyampaikan informasi bahwa
ada institusi ingin membeli 5.000 pucuk senjata yang salah satunya bisa
melumpuhkan tank dan pesawat tempur.
Pernyataan ini langsung diluruskan Menko Polhukam Wiranto.
Ia menjelaskan, senjata itu dipesan BIN dan jumlahnya hanya 500 dengan model
senapan laras pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar