![]() |
Kasus penistaan agama, publik resah Jokowi-Ahok pernah partner kerja Disini |
Merdeka.com - Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani menilai bahwa salah satu tujuan Aksi Bela Islam II yang digelar pada 4 November lalu adalah untuk melakukan pengawalan agar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak melindungi Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukannya.
Saiful melihat bahwa keresahan publik tentang adanya intervensi Presiden ini karena secara historis mereka pernah menjadi partner kerja.
Astaghfirullah, Fitnah Keji Ditujukan FPI atas penyiraman Penyidik KPK, Ini Dia Kebenaranya
"Konteks secara historis mereka pernah bekerja sama sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta selama dua tahun. Masyarakat khawatir Presiden akan melakukan intervensi dalam proses hukum," kata Saiful di Hotel Atlet Century, Kamis (8/12).
Saiful juga berpendapat, bahwa protes sosial atau gerakan sosial yang muncul merupakan gerakan warga untuk menentang atau menyampaikan aspirasi dan keinginan yang sama terhadap penguasa. Aksi tersebut, kata dia, timbul tidak secara spontanitas, tetapi melalui serangkaian proses.
Innalillahi !!! Warga Yahudi Rusak Pohon Zaitun Siap Panen, Ekonomi Warga Palestina Semakin Terpuruk
"Asumsi orang protes sebagai spontanitas. Sesungguhnya setelah diteliti oleh banyak pihak aksi ini muncul karena banyak kemarahan dan tidak otomatis muncul protes kolektif ini. Butuh beberapa hal agar muncul protes sosial apalagi besar seperti kemarin," jelas Saiful.
"Prosesnya, pemaknaan terhadap peristiwa sedemikian sehingga menimbulkan kemarahan kekecewaan dan menimbulkan perspektif sama antar warga. Aksi ini tidak akan terjadi jika tanpa kolektivitas dan solidaritas," tambahnya.
Wasekjen MUI Tanggapi Soal Kampanye Ahoker yang Memojokan Islam
Saiful tak menampik bila aksi massa demo Ahok juga karena dimobilisasi oleh sejumlah kelompok. Kemarahan dan kekecewaan ini pada akhirnya menimbulkan peluang yang memungkinkan protes sosial bisa berlangsung.
"Tetapi aksi besar tidak akan bisa terwujud jika tidak ada organisasi yang memobilisasi. Kalau kita lihat ada organisasinya itu FPI, HMI dan lain-lain," terangnya.
Tetapi Saiful juga menyampaikan bahwa protes sosial bukan hanya sekedar manifestasi kemarahan sekelompok masa saja.
"Karena kemarahan kapanpun dimanapun akan ada. Kemarahan massa sering terjadi tapi protes sosial jarang terjadi. Protes sosial tidak spontan, melainkan dibuat dalam momentum tertentu," tandasnya.
Sumber: Klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar