Senin, 23 Oktober 2017

AMERIKA DI BUAT TERTUNDUK DAN MINTA MAAF KEPADA JENDRAL GATOT DAN INDONESIA, ALASAN PENOLAKAN JENDRAL OLEH AMERIKA SUNGGUH TIDAK BERALASAN

AMERIKA DI BUAT TERTUNDUK DAN MINTA MAAF KEPADA JENDRAL GATOT DAN INDONESIA, ALASAN PENOLAKAN JENDRAL OLEH AMERIKA SUNGGUH TIDAK BERALASAN


Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali menjadi sorotan pemberitaan. Kali ini bukan persoalan senjata, melainkan insiden munculnya nota merah (red notice) pada Sabtu (21/10/2017), yang menyebabkan Gatot tak bisa masuk ke Amerika Serikat.

Padahal, pada hari itu posisi Panglima TNI beserta delegasi yang menemaninya sudah berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, dan hendak melakukan pengecekan tiket dan visa di gerai maskapai Emirates.

"Beberapa saat sebelum keberangkatan ada pemberitahuan dari maskapai penerbangan bahwa Panglima TNI beserta delegasi tidak boleh memasuki wilayah AS," sebut Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto, dalam KOMPAS.com, Minggu (22/10/2017).

Menurut Wuryanto, rencana Gatot mengunjungi Amerika Serikat adalah atas undangan resmi Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Jenderal Joseph F. Dunford, yang ternyata juga sahabat sekaligus senior Gatot.

Undangan Dunford itu berkaitan dengan acara Chiefs of Defense Conferense on Country Violent Extremist Organization (VEOs) yang akan berlangsung di Washington DC, 23-24 Oktober 2017.

Dalam acara tersebut, Panglima TNI sedianya akan mendiskusikan sejumlah hal terkait pertahanan negara dari serangan kelompok ekstremis dari sudut pandang kawasan Asia Tenggara.

Salah satu kelompok ekstremis yang dibahas adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Insiden ini pun sudah dilaporkan oleh Gatot langsung kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto; Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi; juga kepada Jenderal Joseph F. Durfort.

Dalam situs resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan, telah menyampaikan permintaan maafnya kepada Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

"Kedutaan Besar Amerika Serikat juga telah menghubungi Panglima TNI terkait persoalan ini dan terus berupaya memfasilitasi perjalanannya ke Amerika Serikat," sebut pernyataan itu.

Namun, permintaan maaf itu masih dianggap belum menjawab mengapa Gatot bisa dilarang berangkat ke Amerika Serikat.

"Walaupun sekarang sudah boleh, tentu harus ada kejelasan mengapa bisa terjadi pelarangan. Ini harus jelas," tegas Wuryanto dalam detikcom.

Jika memang ada kesalahan, seharusnya permintaan maaf itu ditujukan kepada pemerintah Indonesia secara keseluruhan. Sebab, Gatot berangkat atas perintah Presiden Jokowi sebagai perwakilan dari Indonesia.

Wuryanto menambahkan, Panglima TNI itu memutuskan untuk sementara tidak akan memenuhi undangan dari Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, sampai ada penjelasan resmi dari pihak Amerika Serikat.

Hingga artikel ini dibuat, penjelasan mengapa Gatot dilarang masuk memang belum jelas. Direktorat Jenderal Amerika Eropa Kementerian Luar Negeri, Muhammad Anshor, hanya mengatakan penolakan itu karena masalah di internal Amerika Serikat, bukan karena sosok Gatot.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mempertanyakan penolakan yang dilakukan oleh otoritas Amerika Serikat terkait kunjungan Gatot itu.

Sebab, jika tak juga diluruskan, maka bisa berakibat pada hubungan Indonesia dan Amerika Serikat. "Bagaimana mungkin seorang pejabat resmi yang mendapat undangan resmi dari mitranya ditolak untuk bisa datang meski visa telah didapat," ujar Hikmahanto dalam keterangan persnya.

Terlebih lagi pemberitahuan tidak diberikan melalui saluran resmi melainkan melalui pemberitahuan maskapai yang akan dinaiki oleh Panglima TNI. Bila tidak mendapat klarifikasi atau klarifikasi tidak memadai, pemerintah dinilainya harus melakukan protes.

Bila perlu, memanggil pulang Dubes Indonesia untuk berkonsultasi.


"Namun publik harus sabar dan tidak reaktif serta memberi kesempatan bagi pemerintah untuk melakukan langkah-langkah menjaga kehormatan negara di mata negara lain," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar